|
Our Brain |
Kalbu atau Qalbu
“Qalbu atau Kalbu adalah Otak kedua manusia, ia bisa berpikir dan
memahami. Kalbu adalah sistem yang independen, memiliki lebih 40 ribu
sel syaraf (Heart Brain) yang mampu mengolah informasi yang masuk, baik
dari mata, telinga atau indra yang lain. Ia, merupakan pasangan tandem
Otak (Brain), dan dominan dalam memberi masukan. Orang yang lalai
(celaka) dijelaskan dalam Kitab Mulia, karena “Kalbunya tidak memahami”,
pengolahan informasi (berpikir) yang tidak benar dan kurang optimal.
Salah satu keunikan Kitab Mulia adalah, Kitab tersebut sangat menekankan
pada penggunaan akal dan pikiran para pembacanya. Kita semua diminta
untuk mempergunakan segenap potensi akal dalam proses berpikir. Bahkan,
salah satu yang sering disesalkan oleh Kitab Mulia kepada para
penentangnya (orang Kafir atau yang Menolak dan Penyembah Berhala di
Mekkah, sebagai contoh), adalah frase pertanyaan yang sangat populer
dikalangan cendekiawan Muslim : “ Mengapa engkau tidak berpikir? “
A fa laa ta’qiluun?”. Ditempat lain, juga senada :
“A fa laa tatafakaruun?” Mengapa engkau tidak merenung, tafakur, berpikir? Kata ‘
aq’lu
sendiri, menurut Dr Quraish Shihab, diulang dengan berbagai macam
bentuk derivasinya lebih dari 200 ayat. Dari kata tersebut,
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti akal pikiran.
Ada perbedaan, interpretasi kita pada umumnya, tentang akal! Kitab
Mulia, ketika memerintahkan untuk berpikir, atau menggunakan segenap
akalnya, yang dimaksud bukan saja dengan Otak dikepala (Brain), tapi
juga dengan Kalbu (Qalbu). Bahkan kata Kalbu ini sangat dominan, diulang
lebih dari 100 ayat – sedangkan kata
An Nassiyah yang bisa dimaknai dengan Otak dikepala biasanya diterjemahkan dengan "Ubun - ubun", hanya 4 ayat – dan spesifik yang berarti
Frontal Cortex
atau Otak Depan hanya 1 ayat, yaitu disurat Al Alaq (Segumpal daging -
pra embrio atau disebut juga Zigot). Esensinya, Kalbu yang dapat
memahami (
yaf qahuuna) dan yang dapat berpikir (
ya’qiluuna) harus dipergunakan maksimal, ia adalah pasangan dari Otak (
Brain) kita!
Luar biasa!
Apakah memang ada organ tubuh lain selain Otak yang dapat berpikir, dan mengolah informasi?
Kata
Qalb
arti harfiahnya adalah “bolak-balik”, yang bermakna tidak stabil.
Kadang ia berniat baik dan kadang ia (lebih banyak) berniat buruk.
Qalbu sangat vital dalam diri manusia. Nabi menjelaskan bahwa “
ada
sekerat daging (mudghah) – jika ia baik maka seluruh tubuh akan baik,
sebaliknya jika ia buruk, seluruh tubuh manusia akan berdampak buruk.
Daging tersebut adalah Qalbu” (HR Bukhari-Muslim).
Dalam beberapa ayat, kata
qalb yang merupakan “wadah” itu, dipahami dalam arti "alat atau organ tubuh" misalnya, dalam wahyu berikut ini: “
Mereka mempunyai Kalbu, tetapi tidak digunakan untuk memahami “(Qs,
007: 179). Perhatikan kata “memahami (yaf qahuuna)” – kita bisa
memahami jika ada proses berpikir. Kita berpikir, jika ada informasi
yang masuk, apakah melalui penglihatan, mendengar atau merasakan
sesuatu. Dalam ayat lain ditekankan: “
Sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi Kalbu yang berada di dalam dada”
(Qs, 22: 46). Bukan matanya yang buta, sehingga tidak bisa memahami,
tetapi Kalbunya yang tidak berfungsi optimal. Kita diberitahu pula,
bahwa Kalbu tersebut ada didalam dada!
Pertanyaannya,
Kalbu siapa yang buta atau tidak memahami? Itulah Kalbu-kalbu
orang-orang yang tidak mau berpikir secara optimal, orang-orang yang
menolak risalah Illahi yang dibawa oleh para Rasul, para Penyembah
Berhala walaupun sudah diberi tahu itu salah tetap saja tidak berubah,
orang yang sombong yang mengabaikan informasi yang benar, orang yang
lebih dekat kepada kehidupan dunia dan orang yang melampaui batas
(pembunuh , menjajah, intimidasi, menindas, merampok dan pemerkosa -
misalnya)!
Dengan demikian , Kalbu adalah nyata – ia “sekerat daging” , sebuah alat dan adanya di dalam dada. Organ tubuh manakah itu?
Keterangan
berikut, menjelaskan bahwa Kalbu manusia di dunia dan di akhirat
(Jannah) berbeda. Didalam Surga atau Jannah, Kalbu manusia tidak
memiliki sifat-sifat buruk, seperti iri hati, dendam dan sifat buruk
lainnya. Lihat saja ayat ini: “
Kami cabut apa yang terdapat dalam
kalbu mereka rasa iri, sehingga mereka semua merasa bersaudara duduk
berhadap-hadapan di atas dipan-dipan (sofa panjang dan lebar)”‘(Qs,15: 47).
Keterangan tambahan, bahwa “
Tuhan hanya menuntut tanggung jawab niat di-Qalbu kamu “(
Qs, 2: 225). Maknanya, Qalbu sangat dominan untuk menentukan seseorang
itu baik atau buruk, salah satunya – karena niat seseorang disimpan
dalam Kalbunya. Tetapi yang berhubungan dengan “behaviour” atau sifat
orang seperti para “pendusta” dan “pendurhaka” akan tanda-tanda
Kekuasaan Tuhan adanya di “An Naashiyah” (Qs, 96:16). Biasanya
diterjemahkan dengan “ubun-ubun”. Tentu saja keliru! Ubun-ubun, hanya
dimiliki oleh bayi hingga berumur 2 tahun, tidak dimiliki oleh orang
dewasa. Keterangan spesifik ayat tersebut, berhubungan dengan kisah Abu
Jahal, tokoh Mekkah yang sangat durhaka – penentang Nabi berniat
menculik dan membunuh. Secara umum, ini yang luar biasa, memberi isyarat
kepada pembaca, bahwa “karakter manusia” disimpan di sekitar dahi
diatas kepala. Dalam bahasa sains itulah “Otak depan” atau “Frontal
Cortex”. Salah satu fungsi
Frontal Cortex, menurut “neuroscience” adalah menyimpan informasi tentang
“motivation & behaviour”, selain fungsi
“planning” dan
“decision making process” atau CEO
(Chief Executive Organization).
Bagi orang –orang yang sering mengabaikan Kalbunya, tidak dimanfaatkan secara optimal, maka “
Tuhan menutup Kalbu dan pendengaran mereka”
(Qs, 02:07). Maknanya, apakah diberi petunjuk atau tidak oleh Tuhan,
sama saja – tetap saja tidak percaya (beriman). Istilah awam – “ Masuk
dari telinga kiri keluar dari telinga kanan”, informasi tentang berbagai
hal yang berkaitan dengan kebenaran tidak diolah sebagaimana mestinya,
akibatnya hanya angin lalu saja. Inilah yang disebut “Kalbu yang tidak
memahami” atau “
lahum quluubul laa yaf qahuuna biha” . Contoh
nyata, adalah para penentang Nabi dan Utusan Tuhan disegala jaman –
walaupun sudah berkali-kali diberi informasi, dengan segala mukjizatnya,
tetap saja mereka kafir (menolak) dan melanjutkan tradisi mereka,
meyembah patung batu, yang tidak dapat memberikan manfaat apa-apa.
Berbeda dengan Tuhan Pencipta Langit dan Bumi, memberikan sinar
Matahari, udara, pengaturan Matahari dan Bulan, atmosfir,
tumbuh-tumbuhan dan hewan ternak. Tuhan Pencipta Manusia dan golongan al
Jin, yang mendidik dan mengajar manusia apa-apa yang tidak
diketahuinya. (Qs, 96, 1-5).
Perlu ditambahkan bahwa Kitab
Mulia, sesuai dengan kaidah bahasa Arab, juga biasa menyebut sesuatu
yang menggambarkan keseluruhan bagian-bagian, tetapi yang dimaksud
hanyalah salah satu bagiannya saja, misalnya: ..."
Mereka memasukkan jari-jari mereka ke dalam telinganya"
(Qs, 02: 19), yang sebenarnya dalam arti ujung jari-jari. Demikian juga
kata “mudghah” atau “sekerat daging” untuk Kalbu, bisa berarti hanya
bagian kecil saja dari sekerat daging tersebut.
Banyak
Ulama atau para pendakwah Muslim, memaknai Kalbu tersebut adalah Hati
(Hepar atau Lever), tentu saja ini salah. Jika kita baca Kitab Mulia
edisi bahasa Inggris (terjemahan). Kata Kalbu diterjemahkan dengan kata
“Heart” atau Jantung, dalam bahasa Ibrani “qalb” artinya “qeld” dan
bahasa Urdhu “qelde” atau “Jantung”. Kita tahu bahwa Jantung ini ada
didalam dada. Masalahnya, bagian mana Jantung yang merupakan Kalbu?
Jadi apakah Kalbu atau Qalbu itu??
YOUR HEART HAS A BRAIN.
|
Heart Brain, Qalbu
Sistem syaraf independen, terlihat seperti noktah putih. | |
Nerosains sudah maju sedemikian rupa, hingga berhasil menemukan bahwa
Jantung manusia memiliki Otak tersendiri, itulah yang disebut “sistem
syaraf yang independen”, hanya terdiri dari minimal 40.000 neron atau
sel syaraf (bandingkan dengan triliunan sel syaraf yang ada di Otak
diatas kepala kita). Para saintis, seperti Prof. Dr J Andrew, Dr Swartz
dan ilmuwan Dr. Mohamed Osman Salem ilmuwan Inggris sepakat mengenai
itu.
Dibawah ini adalah kutipan pernyataan Dr Schwartz tahun 2007, Peneliti Sel Syaraf di UCLA,
Brain Research Inststitute
A second brain in the heart is now much more than a hypothesis.
Today new science has confirmed that the heart is involved in our
feelings, that it is intelligent and that it canlead the brain in our
interpretation of the world around us.
Neuroscientists
discovered exciting new information about the heart that makes us
realize it's far more complex than we'd ever imagined. Instead of simply
pumping blood, it may actually direct and align many systems in the
body so that they can function in harmony with one another.
We have found that the heart has its own independent nervous system – a complex system referred to as "the brain in the heart."
There are at least forty thousand neurons (nerve cells) in the heart –
as many as are found in various subcortical centers of the brain.”
Apa artinya?
Artinya, Jantung kita memiliki Otak, yang disebut Otak Jantung, sebagian ilmuwan menyebutnya
Heart Brain atau
Cardiac Ganglia – sedang dalam bahasa Kitab Mulia, itulah Kalbu yang ada didada manusia.!
Sudah lama Kitab Mulia memberi isyarat, 1400 tahun yang lalu, bahwa yang namanya Kalbu memiliki otoritas sendiri, bebas (
independent) dan mekanisme kerjanya terpisah dari jazad (organ tubuh) yang lain, “
….dan ketahuilah sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan Kalbunya……” (Qs, 08:24).
Lebih lanjut, Otak Jantung atau Kalbu ini berkomunikasi dengan Otak dan tubuh manusia dengan 4 cara:
- Melalui transmisi syaraf berupa impuls listrik (neurologic)
- Melalui produksi hormon dan pemancar neuro (biokomia)
- Melalui gelombang tekanan darah (biofisik)
- Luar biasa adalah, juga melalui gelombang elektromagnit (energi).
Dengan
cara-cara diatas dalam berkomunikasi, Otak Jantung memiliki pengaruh
yang penting dalam fungsi Otak dan semua sistem tubuh.
Jadi sekali lagi, yang dimaksud Kalbu adalah Otak Jantung (Heart Brain) yang memiliki fungsi antara lain:
Pertama,
mengelola, mengatur, dan mengendalikan semua informasi dalam bentuk
rasa yang tidak terstruktur (emosi, rasa, intuisi, ilham, (keyakinan)
iman dan rasa takut kepada Tuhan atau takwa). Dalam bentuk fisik -
minimal 40.000 sel syaraf (
neuron) diatas jantung (dinding),
seperti cendawan berserabut (dari gambar dasar biru terlihat seperti
noktah putih), banyak "bulu halus“ – berfungsi sebagai radar atau
transmitter yang dapat menerima dan memancarkan sinyal radio dibawah
frekensi 40 Hzt.Maaf ya...karena hak cipta, detil gambar "sistem syaraf
independen" tersebut tidak bisa ditampilkan.
Kedua, bersama Otak (
Brain), berpasangan tandem, bekerja sama dalam memutuskan berbagai pilihan dan tindakan manusia.
Ketiga,
menyimpan informasi, yang disimpan adalah sebuah “pemahaman” atau
“kesadaran” - yang dominan mempengaruhi Otak. Suatu bentuk “kepribadian (
personality)”, termasuk, misalnya, kasih sayang atau cinta (
love) dan “benci” (
hate) kepada seseorang atau kebencian (
hatred) kepada suku atau agama tertentu. Tentu saja, termasuk diantaranya,
‘believe” (iman) dan
“faith” (keyakinan, takwa).
Keempat, mengatur detak Jantung dan produksi Hormon, dalam bentuk komunikasi dengan Otak dan tubuh lainnya.
Bagaimanapun
juga, fungsi analisa, perencanaan, proses pengambilan keputusan dan
pusat tindakan adanya di Otak Depan. Namun pasangannya ada di Kalbu,
karena Kalbu menyimpan informasi tentang niat, dan kepribadian seseorang
– apakah itu baik atau buruk. Kepribadian inilah yang ditransfer ke
Otak Depan dan disimpan disana sebagai bentuk, Motivasi dan Karakter (
Motivation & Behaviour), yang sangat mempengaruhi berbagai keputusan Otak Manusia.
Dengan
demikian, yang disebut akal dan berpikir oleh Kitab Mulia, adalah kerja
sama antara Otak dan Kalbu, yang saling melengkapi, seperti sepasang
suami-istri. Makin tinggi Kecerdasan Kalbu seseorang, ia semakin ramah,
sabar, tidak sombong, santun, senang membantu orang lain, pemaaf, rendah
hati dan jauh dari perilaku buruk. Semakin beriman semakin cerdas
kalbunya! Kalbu yang cerdas sangat membantu Otak untuk menentukan
pilihan yang terbaik.
Oleh karena itu, kita bisa memahami,
berkali-kali Kitab Mulia menyesalkan orang-orang yang tidak berpikir
dengan baik. Karena mereka memiliki Kalbu tapi tidak “Memahami”.
Memiliki mata tapi tidak melihat dan memiliki telinga tapi tidak
mendengar – itulah Kecerdasan Kalbu yang rendah – disebut orang yang
lalai (Qs, 02:179). Intinya, mereka mendapatkan informasi, tapi tidak
bisa mengolah informasi tersebut dengan benar. Karena, Kalbunya tertutup
oleh kepribadian yang salah, sombong, meremehkan orang lain, punya
kepentingan yang berlawanan, dan perbuatan-perbuatan yang buruk lainnya.
|
Brain and Heart Brain |
Dibawah ini keterangan pokok, yang menegaskan fungsi Kalbu dalam
bahasa agama, misalnya: Kalbu yang tidak mau memahami (berpikir) akan
menutup dengan sendirinya
(Qs, 30:59), karena yang diusahakannya buruk akan menutup Kalbu mereka
(Qs, 83:14). Tuhan memalingkan Kalbu
(Qs,06:110), karena perbuatannya, Kalbu dikunci
(Qs, 07:100), Tuhan mengunci Kalbu orang-orang yang melampaui batas
(Qs,10:117). Orang yang terbuka Kalbunya dengan orang yang membatu Kalbunya tidak sama
(Qs, 39 :22). Seseorang yang dikunci hatinya tidak mendapat petunjuk lagi
(Qs, 7:100) – karena sama saja, diberi petunjuk atau tidak mendapat petunjuk.
Jantung berfungsi bukan hanyasebagai mesin pompa darah saja, tapi ia juga memiliki sistem syaraf yang bebas, lebih dari 40.000
neuron.
Itulah Otak Jantung atau Kalbu kita, yang fungsinya sangat dominan
dalam menentukan apakah diri masing-masing manusia akan masuk ketempat
yang “ Buruk” atau ke tempat yang “Indah” pada kehidupan kedua. Itulah
Kalbu - pergunakanlah untuk berpikir sebaik-baiknya. Dengan demikian,
Kalbu bukanlah organ tubuh Hati (Hepar, Lever), ia adanya di Jantung
(Heart) didalam dada (shadr), terdiri dari sistem independen, lebih dari
40.000 sel syaraf yang mampu mengolah informasi (Heart Brain) - ia
berpikir dan memahami.
A falaa ta’qiluun?
Mengapakah kamu tidak berpikir dengan kedua Otakmu?